Kategori
Sains

2 Teori Sains yang Dikoreksi oleh Teori Sains Lainnya, Apa Saja?

2 Teori Sains yang Dikoreksi oleh Teori Sains Lainnya, Apa Saja?

2 Teori Sains yang D’koreksi oleh Teori Sains Lainnya, Apa Saja? – Teori sains adalah sebuah gagasan atau hipotesa ilmiah yang telah mengalami pengujian berulang kali dan hasilnya nyaris selalu sama. Sebelum sebuah gagasan menaikkan sebagai teori, maka gagasan tersebut harus mulai dari penelitian, uji coba dan pembentukan model, hingga hipotesis.

Sudah sedemikian ketatnya prosedur yang terbuat untuk menggagas sebuah teori, toh nyatanya masih ada beberapa teori sains yang akhirnya harus d’koreksi. Teori-teori sains itu d’revisi oleh teori sains baru yang lebih valid.

1. Teori geosentris yang akhirnya dikoreksi oleh teori heliosentris

Melansir dari https://aeacap.org/ teori geosentris adalah sebuah gagasan teori yang menyatakan bahwa Bumi merupakan pusat alam semesta.

Bukan hanya seorang astronom, Claudius juga seorang ahli fisika dan matematika yang cukup terkenal pada zamannya. Begitu juga dengan Aristoteles, ia adalah seorang filsuf besar Yunani dan murid dari Plato.

Namun, sains tentunya sangat terbuka dengan segala macam pembaharuan. Teori geosentris atau geosentrisme tidak lagi menggunakan sebagai pijakan sains setelah muncul teori baru yang lebih valid, yakni teori heliosentris.

2. Sempat dilakukan dalam dunia medis, lobotomi akhirnya digantikan dengan obat-obatan yang lebih manusiawi

Dalam dunia kedokteran, teori lobotomi merupakan salah satu teori yang mungkin sangat terkenal, terutama dalam bidang penyembuhan penyakit otak. Mulai dari ayan, gangguan jiwa, dan halusinasi, dulunya mengobati dengan cara lobotomi.

Tercatat dalam Live Science, teori lobotomi d’kemukakan oleh seorang dokter asal Swiss pada 1880 silam. Dokter bernama Gottlieb Burkhardt tersebut menilai bahwa gangguan jiwa dan halusinasi dapat terobati dengan cara melubangi kepala pasien.

Praktik ini masih berjalan pada dunia medis hingga 1950-an, saat para ilmuwan menemukan teori baru tentang pengobatan kejiwaan melalui metode obat antidepresan dan psikotropika.

Hingga kasus lobotomi terhentikan, paling rendah ada sekitar 50.000 praktik lobotomi di Amerika Serikat. Bagi kebanyakan pasien, lobotomi justru membawa dampak yang lebih buruk, yakni menurunnya kemampuan pasien dalam melakukan sesuatu.